You are here
Audiensi Bersama Komisi XII DPR RI: Bahas Evolusi dan Tantangan Pengelolaan Sampah di Indonesia
Primary tabs

Jakarta, 19 Februari 2025 – Dalam upaya mencari solusi atas permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia, Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menggelar audiensi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi dan perwakilan dari Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan (PEPSILI). Salah satu yang hadir dalam forum ini adalah Prof. Tien Aminatun, pakar lingkungan sekaligus Kepala Pusat Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Audiensi yang berlangsung di Ruang Rapat Komisi XII Gedung Nusantara DPR RI ini membahas dinamika evolusi pengelolaan sampah di Indonesia, yang secara garis besar terbagi dalam beberapa era, yakni era kolonial, milenial, zilenial, dan era baru yang disebut sebagai era denial. Diskusi ini menyoroti berbagai tantangan dalam sistem pengelolaan sampah, termasuk ketidakseimbangan antara regulasi dan praktik di lapangan.
Menurut pemaparan dalam forum tersebut, saat ini Indonesia masih bergelut dengan tingginya volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Data menunjukkan bahwa sekitar 41-42% sampah masih diangkut dan ditimbun di landfill, dengan 66,81% TPA di Indonesia masih beroperasi dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping). Faktor utama yang menyebabkan kondisi ini adalah kurangnya anggaran yang dialokasikan untuk pengelolaan sampah di daerah, yang rata-rata hanya sekitar 0,05-0,07% dari total APBD.
Selain itu, audiensi ini juga membahas urgensi penerapan Extended Producer Responsibility (EPR) sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 15 UU No. 18 Tahun 2008. Konsep EPR menekankan tanggung jawab produsen dalam mengelola limbah dari produk yang mereka hasilkan, termasuk studi kasus sampah aki yang menjadi salah satu perhatian utama dalam diskusi ini.
Salah satu rekomendasi yang mencuat dalam audiensi ini adalah pentingnya penguatan program pemberdayaan masyarakat melalui konsep Enabling, yang mencakup tiga level: Mandiri, Intermediet, dan Intervensi. Dengan pemetaan yang tepat terhadap 514 kabupaten/kota di Indonesia, pendekatan ini diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan sampah sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas daerah masing-masing.
Lebih lanjut, audiensi juga menyoroti potensi pengalihan dana CSR untuk pengembangan teknologi pemusnahan sampah seperti insinerator dan pirolisis, serta usulan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Sampah untuk mahasiswa perguruan tinggi se-Indonesia guna meningkatkan kesadaran dan partisipasi akademisi dalam pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.
Sebagai penutup, Prof. Tien Aminatun menegaskan pentingnya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan industri dalam menciptakan solusi nyata bagi permasalahan sampah di Indonesia. “Pengelolaan sampah bukan sekadar masalah teknis, tetapi juga sosial dan ekonomi. Diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Audiensi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam merancang kebijakan yang lebih efektif dan inovatif untuk mengatasi permasalahan sampah nasional, sekaligus memperkuat komitmen semua pihak dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Contact Us
Copyright © 2025,