PMBPI UNY Hadiri Konferensi Nasional dan Rakernas BKPSL 2025: “Pengelolaan Industri Sawit Berkelanjutan”

Padang, 31 Juli 2025 — Pusat Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim Universitas Negeri Yogyakarta (PMBPI UNY) sebagai anggota dari Badan Kerja Sama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) Indonesia turut serta menyukseskan Konferensi Nasional dan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Tahun 2025 di ZHM Hotel, Padang, Sumatera Barat. Mengusung tema strategis “Pengelolaan Industri Sawit Berkelanjutan”, kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB ini dihadiri oleh 103 anggota BKPSL dari berbagai daerah di Indonesia, 24 pengurus Pusat Studi Lingkungan tahun 2024, serta mitra industri sawit wilayah barat, termasuk PMBPI UNY.

Acara dibuka dengan laporan Ketua Panitia, Mahdi, S.P., M.Si., Ph.D. (PSLH Universitas Andalas), yang menekankan pentingnya kolaborasi antara pusat studi lingkungan, akademisi, dan pelaku industri dalam mendorong praktik sawit berkelanjutan. Disusul laporan dari Ketua Forum Pimpinan Pusat Studi Lingkungan (Forpimpas) Wilayah Barat, Dr. Aan Aspianto, S.H., M.H., yang menggarisbawahi kontribusi strategis wilayah barat dalam isu lingkungan nasional, khususnya industri sawit.

Rektor Universitas Andalas, melalui sambutan yang diwakili oleh Prof. Apt. Henny Lucida, Ph.D. (Direktur Sekolah Pascasarjana), menegaskan komitmen perguruan tinggi dalam mendukung riset dan pendidikan lingkungan berkelanjutan. Gubernur Sumatera Barat, diwakili oleh Febrina Tri Susila Putri, M.Si. (Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura), mengungkapkan bahwa sektor pertanian menyumbang 21,37% terhadap PDRB provinsi, dengan kelapa sawit sebagai komoditas ekspor unggulan, menyumbang hampir 79% dari total nilai ekspor daerah.

Namun demikian, tantangan besar masih dihadapi, seperti rendahnya kualitas kebun sawit rakyat, perlunya sertifikasi keberlanjutan (ISPO dan RSPO), serta pentingnya penguatan kelembagaan pekebun. Beliau menekankan perlunya peningkatan produktivitas, efisiensi produksi, dan kesejahteraan masyarakat sawit sebagai bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan.

Keynote speech disampaikan oleh Staf Ahli Nur Ardi Wardoyo, mewakili Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH RI. Dalam paparannya, ia menyoroti isu nasional seperti deforestasi, emisi GRK, dan krisis sampah, serta pentingnya kolaborasi pentahelix (pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media) menuju pembangunan rendah karbon untuk Indonesia Emas 2045.

Sesi Panel I

Konferensi berlanjut dengan Sesi Panel I yang menghadirkan tiga narasumber:

  • Eddy Martono, M.M. (Ketua Umum GAPKI), membahas Road Map Pemanfaatan Limbah Industri Kelapa Sawit, dengan fokus pada optimalisasi limbah seperti tankos, cangkang, dan limbah cair menjadi energi terbarukan dan bahan industri.
  • Sukmawati, membahas Karbonisasi Limbah Pertanian dalam Skema Offset Karbon melalui biochar, yang mampu menyimpan karbon hingga ribuan tahun dan berpotensi besar dalam pasar kredit karbon.
  • Mahdi, Ph.D., menyampaikan materi tentang Kolaborasi Multipihak dalam Pengembangan Industri Sawit Berkelanjutan. Ia menegaskan peran perguruan tinggi dalam riset, pengembangan teknologi, dan penguatan kapasitas kelembagaan petani.

Ketiga panelis sepakat bahwa pengelolaan limbah dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci menuju industri sawit yang lebih berkelanjutan secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Sesi Panel II

Sesi Panel II menghadirkan empat narasumber:

  • Arief Noerhidayat, M.Sc. (Comestoarra), memaparkan teknologi bahan bakar padat dari limbah biomassa sawit yang telah diuji dalam program co-firing dan dapat dimanfaatkan untuk energi alternatif skala rumah tangga hingga industri.
  • Rully Yusuf, M.SM. (PT Pegadaian), menjelaskan praktik Bank Sampah Nasional melalui program FORSEPSI, termasuk skema Menabung Emas dari Sampah yang menggabungkan pengelolaan sampah dan inklusi keuangan.
  • Dr. Dwi Purwantoro Sasongko, M.Si. (UNDIP), mengulas pentingnya penyusunan AMDAL terintegrasi antara kebun dan pabrik sawit, serta tantangan teknis dan spasial sesuai PP No. 22 Tahun 2021.
  • Dr. Frenadin Adegustara, SH, MS (UNAND), membahas dampak perubahan regulasi lingkungan dan peran BKPSL dalam meningkatkan riset, literasi hukum, dan advokasi kebijakan berbasis bukti.

Keempat panelis memberikan perspektif lintas sektor yang memperkuat agenda keberlanjutan industri sawit melalui pendekatan energi alternatif, pengelolaan sampah berbasis masyarakat, kepatuhan lingkungan yang terpadu, serta adaptasi kebijakan. Konvergensi gagasan ini menegaskan bahwa transformasi sawit berkelanjutan membutuhkan dukungan kebijakan yang progresif, inovasi teknologi, serta penguatan kapasitas kelembagaan di tingkat lokal dan nasional.

Sesi Paralel

Setelah sesi panel, kegiatan dilanjutkan dengan tiga sesi paralel:

  • Sesi A: Round Table Meeting antara pelaku usaha sawit, pengembang teknologi pengolahan, dan pemanfaat energi alternatif, dipandu oleh Dr. Ir. Fadjar Goembira, S.T., M.Sc.
  • Sesi B: Forum Pimpinan Pascasarjana (Forpimpas) Wilayah Barat, dipandu oleh Prof. Apt. Henny Lucida, Ph.D.
  • Sesi C: Konferensi BKPSL, dipandu oleh Mahdi, Ph.D.

Konferensi ditutup dengan pemilihan Ketua BKPSL periode 2025–2027, yang menetapkan Mahdi, Ph.D. sebagai ketua terpilih. Proses ini diikuti dengan serah terima jabatan dari pengurus sebelumnya.

Dalam penutupan, Dr. Aan Aspianto, Ketua Forpimpas Wilayah Barat, menyampaikan apresiasi atas semangat kolaboratif yang tercipta selama konferensi. Ia berharap BKPSL terus menjadi kekuatan akademik yang strategis dalam menjembatani sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk menghadapi tantangan lingkungan secara berkelanjutan. (IPU)